April 18, 2018

Hidup Sehat dengan Minum White Tea


Meminum teh adalah suatu kebiasaan yang sangat populer dan sudah membudaya di kalangan masyarakat. Tidak hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri. Selain memiliki rasa dan aroma yang menyegarkan, teh juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan tubuh.

Daun teh sendiri berasal dari tumbuhan Camellia sinensis. Dari tumbuhan tersebut, dihasilkan berbagai jenis teh, seperti white tea, green tea, oolong tea, dan black tea. Green tea dan black tea merupakan dua jenis teh yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi oleh masyarakat. Meski berasal dari jenis tumbuhan yang sama, keempat jenis teh ini memiliki perbedaan, terutama pada manfaatnya.

Perbedaan yang paling kasat mata adalah dari tampilan fisik keempat jenis teh tersebut. White tea berasal dari daun teh termuda yang masih menggulung di bagian kuncup pohon teh. Daun teh muda ini biasanya diselimuti oleh bulu-bulu halus yang akan berubah warna menjadi putih keperakan setelah daun dikeringkan. Warna putih inilah yang menjadi asal nama white tea. Karena bentuknya yang lurus dan tajam setelah melalui proses pengeringan, white tea seringkali juga disebut dengan istilah 'silver needle'.


Green tea, oolong tea, dan black tea menggunakan daun teh yang tumbuh 3 sampai 7 tingkat di bawah kuncup. Green tea berwarna hijau, oolong tea berwarna hijau gelap, dan black tea berwarna coklat kehitaman. Perbedaan warna ini disebabkan oleh proses oksidasi. Oksidasi merupakan reaksi yang terjadi saat suatu zat terekspos oksigen di udara. Proses ini terjadi setelah daun teh dipetik dari pohonnya. Semakin lama daun teh terpapar udara bebas, warnanya akan semakin tua. Sebaliknya, semakin singkat proses pengolahannya, warnanya akan semakin muda.

Proses oksidasi banyak mempengaruhi kualitas teh yang dihasilkan, salah satunya dari segi rasa. White tea lebih istimewa dari jenis teh lain karena rasanya yang lebih segar, lembut, dan aromanya yang lebih harum. Pada saat diolah, black tea dan oolong tea melalui dua kali proses oksidasi dan fermentasi, sehingga rasanya lebih pahit dan sepat. Sementara white tea dan green tea tidak melalui proses ini, sehingga rasanya lebih ringan.

Selain mempengaruhi rasa, proses oksidasi juga mempengaruhi kandungan senyawa di dalam daun teh. Semakin lama proses oksidasi yang dialami oleh daun teh, kandungan senyawa antioksidannya akan semakin rendah. Tidak hanya itu saja, proses oksidasi juga memengaruhi kandungan lainnya pada daun teh, seperti vitamin C, tanin, dan berbagai mineral lainnya. Kandungan antioksidan, vitamin C, tanin, dan mineral lainnya paling banyak terkandung pada jenis teh yang paling sedikit mengalami proses oksidasi. Dari keempat jenis teh tersebut, white tea lah yang mengalami proses oksidasi paling sedikit, sehingga mengandung antioksidan, vitamin C, tanin, dan mineral yang paling tinggi.

Selain itu, proses oksidasi pada teh juga mempengaruhi kandungan kafein di dalamnya. Teh yang lebih sedikit mengalami proses oksidasi ternyata juga mengandung kafein yang lebih rendah. Dengan demikian, white tea lebih bersahabat untuk dikonsumsi oleh para penderita maag dibandingkan dengan jenis teh lain.



Sebagai penyuka teh sekaligus penderita maag, aku tentu saja memilih teh yang paling baik dan bersahabat untuk dikonsumsi. Maka dari itu, sekarang aku lebih suka minum white tea dibandingkan jenis teh lainnya. Dalam kesempatan apapun, aku membiasakan diri untuk rutin minum white tea karena kandungan antioksidan yang tinggi di dalamnya sangat baik untuk kesehatan tubuh. 

Seperti yang kita tahu, antioksidan sangat diperlukan oleh tubuh untuk menangkal radikal bebas. Radikal bebas sendiri sebenarnya dihasilkan oleh tubuh sebagai sisa metabolisme. Ditambah radikal bebas yang berasal dari luar tubuh, seperti sinar matahari, polusi udara, asap rokok, makanan berlemak, minuman beralkohol, dan sebagainya. Radikal bebas yang berlebih tersebut sangat membahayakan manusia. Akibat yang paling mudah terlihat adalah munculnya keriput, penuaan dini, tercetusnya kanker, pembentukan karat lemak, dan berbagai bentuk kerusakan tubuh lainnya. Karena itu, kita membutuhkan asupan antioksidan tambahan, salah satunya dengan mengonsumsi white tea.

Tingginya kandungan antioksidan pada white tea diyakini dapat membantu tubuh untuk meredam efek paparan radikal bebas. White tea dapat membantu dalam perbaikan dan pemulihan sel kulit yang rusak, sehingga kulit terjaga kesehatannya dan menjadi awet muda. Hasilnya, kulit tidak mudah keriput, tidak kusam, dan terhindar dari penuaan dini. Selain itu, kehadiran polifenol, flavonoid, dan tanin dalam white tea juga membantu menghambat pertumbuhan bakteri pada mulut yang dapat menyebabkan pembentukan plak pada gigi.

Menurut Harvard Medical School, kandungan katekin yang terkandung dalam white tea dapat membantu menurunkan berat badan dan memperlambat penurunan memori yang berkaitan dengan usia. Tidak hanya itu saja, berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Prevention Research, white tea juga memiliki efek anti kanker dan bekerja secara lebih efektif daripada teh hijau dalam menghancurkan sel-sel kanker. White tea juga dapat membantu melindungi jantung dan sistem peredaran darah secara keseluruhan dengan mengurangi kolesterol, menurunkan kadar trigliserida, dan meningkatkan fungsi arteri, serta pembuluh darah. Sebuah studi juga menunjukkan bahwa meminum white tea secara rutin dapat mengurangi resiko terserang penyakit jantung sampai sebesar 50%.

White tea dikabarkan memiliki harga yang paling mahal dibandingkan dengan jenis teh lainnya karena ketersediaan daunnya yang sangat langka, yaitu hanya dapat dipetik dalam waktu 2 hari hingga 2 minggu pada awal musim semi setiap tahunnya. Namun, sekarang kita dapat dengan mudah mengonsumsi white tea, bahkan tanpa perlu repot-repot menyeduhnya lagi. Fiesta sebagai sebuah brand yang telah lama bermain di pasar consumer goods kini memperkenalkan produk minuman teh ready-to-drink dengan bahan dasar white tea pertama di Indonesia. Fiesta White Tea terbuat dari bahan-bahan pilihan bermutu tinggi yang memiliki rasa manis yang menyegarkan dan tidak berlebihan. Ada 3 varian rasa yang tersedia, yaitu Lychee, Jasmine, dan Peach. Aku sendiri sudah mencoba varian Lychee dan Jasmine.



Fiesta White Tea dipetik dari daun teh termuda yang belum mekar dan masih dalam bentuk kuncup. Daun teh termuda ini dikenal dengan istilah silver needle atau jarum perak, karena memang bentuknya yang agak menyerupai jarum berwarna keperakan setelah dipetik dan dikeringkan. Daun teh termuda dan proses yang singkat itulah yang membuat rasa Fiesta White Tea begitu menyegarkan, apalagi saat diminum dalam suhu dingin.


Kalian sudah mencoba Fiesta White Tea? Apa rasa favorit kalian?




Thank you for reading! :)



LOVE,

No comments:

Post a Comment